Langsung ke konten utama

Taman Benyamin Sueb Bermain sambil Mengenal Kebudayaan

Tempat beridirinya, Taman Benyamin Sueb ini dulunya merupakan Gedung bekas KODIM 0505 yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Jatinegara dan sekitarnya dalam revolusi nasional Indonesia.  Gedung itu digunakan sebagai markas para pejuang yang tergabung dalam Laskar Rakyat Jakarta Raya (LRJR) yang kemudian diahlifungsikan sebagai Taman Benyamin Sueb. Taman ini dibuat untuk mengenang perjalan bang Ben yang merupakan sosok yang serba bisa dan menginspirasi.

Di Taman Benyamin Sueb ini pastinya memamerkan hal-hal yang menjadi ciri khas dari sosok bang Ben, mulai dari koleksi-koleksi bajunya, penghargaan yang dirahi, serta foto-foto keluarganya. Taman Benyamin Sueb diresmikan pada tanggal 22 September 2018 lalu oleh Gurbernur Jakarta Anies Baswedan.

Taman ini kemudian mulai aktif dan melakukan banyak kegiatan di tahun 2019 hingga 2020.  Mengapa disebut Taman, karena destinasi wisata ini dibuat untuk semua kalangan tanpa memandang kelas-kelas yang ada di masyarakat.

Selain itu, Taman benyamin Sueb dibuat sebagai tempat atau wadah pelestarian sejarah dan kebudayaan Betawi. Dan karena ini merupakan taman, tempat ini dapat digunakan untuk kumpul-kumpul atau rekreasi, rapat, pertemuan, dan seni pertunjukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[New World] - neue Realität

Matahari tak pernah terbit dari barat. Dan bulan tetap menghiasi malam. Bumi terus berputar. Dan tak pernah kehilangan waktu. Waktu adalah teman perjalanan. Perjalanan menuju pulang. Terkadang, pagi merasa bahagia, Malam hari menjadi buruk. Esoknya menjadi ketakutan, Walau kemarin merasa damai. Apakah hari-hari itu terus bergulir? Dan, apakah hari ini kamu nantikan? Mungkin itu dunia barumu.

[New World] - Um Mitternacht, die voll ist

Hidup terkadang membosankan, tapi sulit untuk tetap hidup di dalamnya. Orang dewasa cukup sulit dimengerti, dan cukup melelahkan menjadi mereka. Khawatir membuat sebagian saraf di otak menjadi tegang, deretan gigi menjadi kaku dan dipenuhi rasa ngilu.  Sepanjang hidup hanya terus bertanya-tanya, kenapa?  apa baiknya terus bertanya dari pada menerimanya? Kenyataannya, kita berjuang untuk diri kita sendiri.  Sendiri itu benar-benar menyakitkan. Mengerti, bahwa cepat atau lambat segala sesuatu hal berlalu dan hal lain akan datang. Tetapi, mengapa kekhawatiran tak pernah berlalu?